Rabu, 23 Mei 2012

Pengusaha Pemula Cenderung Abaikan Persoalan Legal Aspect Usahanya


BANDUNG,(PRLM).- Pengusaha pemula cenderung abai dalam membenahi "legal aspect" usaha yang dirintisnya. Padahal, ketertiban dalam administrasi kelembagaan bisa mempengaruhi pengembangan bisnis.

Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Kemitraan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah, Iwan Gunawan mengatakan, kelembagaan dengan dasar hukum yang jelas diperlukan untuk merangkul pihak ketiga, seperti investor ataupun perbankan.

Kalangan ini bisa menjadi pintu percepatan pengembangan usaha dan hanya akan bermitra dengan usaha memiliki landasan hukum. "Orang tidak akan mau bekerjasama dengan usaha yang kelembagaannya tidak jelas," ujar Iwan saat berkunjung ke "Pikiran Rakyat", Selasa (22/5).

Selain berkaitan dengan kelangsungan usaha, dia menambahkan, legal aspect juga menjadi bagian penting untuk pendataan. Identifikasi yang dilakukan pemerintah akan lebih mudah jika merunut badan hukum usaha yang ada. Lebih lanjut, data tersebut bisa menjadi rujukan untuk pengambilan kebijakan.

Dituturkannya, legal aspect kerap diabaikan oleh pengusaha pemula. Mereka cenderung fokus untuk membangun usaha dan menjadikannya tetap berjalan.

Kondisi ini dinilai wajar. Hanya saja, lambat laun aspek hukum kelembagaan harus tetap dibenahi. "Tak perlu dipaksakan, tapi harus tetap menjadi perhatian," kata Iwan.

Berkaitan dengan legal aspect, Iwan mengatakan, awal Juni nanti Kadin Jabar bersama Pemprov Jabar, myOyeah, dan sejumlah instansi lain akan mengadakan agenda besar bagi pengusaha muda.

Kegiatan bertajuk "(moal)bebeja" ini melibatkan sedikitnya 200 pengusaha muda yang ada di Jabar. Tak hanya eksibisi, edukasi mengenai kewirausahaaan juga akan menjadi salah satu sorotan, di antaranya berkaitan dengan persoalan legal aspect.

"Nanti akan disediakan beberapa stan untuk tanya jawab tentang berbagai hal, di antaranya legal aspect, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), perizinan dan lain-lain," ujarnya.

Dia mengatakan, kegiatan seperti ini perlu dilakukan agar calon pengusaha bisa mendapat info sebanyak-banyaknya tentang berbagai aspek.

Selain itu, pengusaha yang datang juga bisa berbagi sekaligus membuat jaringan. Bagi yang belum terjun menjadi pengusaha, pendahulunya bisa menginspirasi langkah untuk diambil.

Lebih jauh lagi, angka pengusaha akan bisa terus terdongkrak dan memperkuat perekonomian, setidaknya dalam lingkup regional.

Saat ini jumlahnya di Jabar baru sekitar 1 persen dari total jumlah penduduk. "Kadin berharap Jabar bisa menjadi provinsi pertama yang persentase wirausahanya 2 persen dari jumlah penduduk, sebagai prasyarat daerah yang maju," katanya.

Sementara itu, Tim Marketing Communication myOyeah, Magi Pasha menuturkan, 200 brand partner yang akan bergabung dalam kegiatan ini telah melalui tahap seleksi terlebih dahulu.

Setidaknya, mereka sudah bisa membuktikan keberlangsungan usahanya selama satu tahun. "Mereka juga harus memiliki pemasaran dan rencana bisnis yang jelas," ujarnya.

Unit usaha yang terlibat, datang dari berbagai bidang, mulai dari kuliner, fesyen, hingga gaya hidup. Selain mempertunjukkan produk yang dibuat, mereka akan berbagi banyak hal, berkaitan dengan produk dan pengembangan kewirausahaan. Ditargetkan, kegiatan ini bisa menyedot 10 ribu pengunjung. Di luar itu, pertumbuhan jumlah pengusaha juga menjadi bidikan.

"Kami ingin menunjukkan bahwa anak muda tidak hanya hura-hura, tapi bisa juga memiliki aktivitas positif di dunia usaha," kata Magi.

Menanggapi rencana kegiatan ini, Direktur Utama PT Pikiran Rakyat Bandung Joko Hendrarto menilai, anak muda merupakan segmen potensial untuk penumbuhan kewirausahaan.

Terlebih karena penyelenggaraan dilakukan di Kota Bandung, yang selama ini dinilai kondusif untuk penumbuhan wirausaha. "Paling tidak bisa menstimulasi anak muda untuk berwirausaha," tuturnya. (A-179/A-89)***




sumber: Harian Pikiran Rakyat, Selasa, 22/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...