Rabu, 23 Mei 2012

Pertumbuhan Ekonomi Belum Jamin Kesejahteraan Rakyat


CANBERRA, (PRLM).- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melampaui angka 6 persen belum menjadi jaminan bahwa kesejahteraan rakyat menjadi terangkat. Oleh karena itu, pertumbuhan harus terus ditingkatkan menjadi 10 persen agar semua lapisan bisa menikmatinya.

Guru Besar Ekonomi Australian National University (ANU) Profesor Hal Hill mengungkapkan hal itu dalam diskusi di Kampus ANU bersama delegasi Partai Golkar yang dipimpin ketua umum partai tersebut, Aburizal Bakrie, Selasa (22/5).


Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang merata di daerah, menurut dia, Indonesia semestinya tidak hanya mematok target di angka pertumbuhan 6,5 persen. "Seharusnya Anda bisa menargetkan pertumbuhan sampai 10 persen," ujarnya.

Salah satu cara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi itu, kata dia, adalah dengan mengatur subsidi secara lebih baik. Dia termasuk pihak yang tidak setuju dengan adanya subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Hilll, seharusnya subsidi diarahkan untuk infrastruktur.

Untuk masyarakat Indonesia yang daya belinya lemah, dia mengaku bahwa penghapusan subsidi BBM memang berat untuk dijalankan. Tapi, kata dia, upaya itu bisa dijalankan asal diiringi dengan pemberian kompensasi. BLT dinilainya bisa sebagai salah satu cara untuk menyalurkan kompensasi atas penghapusan subsidi BBM itu.

Lebih lanjut, Hill mengungkapkan optimisme yang sangat tinggi akan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Utang luar negeri Indonesia cuma 10 persen dibanding GDP," tutur dia. Angka ini dinilainya cukup kuat menjadi modal bagi Indonesia untuk tumbuh.

Selain itu, kata dia, Indonesia juga memiliki industri perbankan yang cukup stabil. Terbukti, kata dia, saat dunia dilanda resesi, hanya ada satu bank di Indonesia yang tutup, yakni Bank Century. Situasi ini juga diyakininya bisa menjadikan Indonesia tidak banyak terpengaruh krisis yang terjadi di Eropa.

Dalam pertemuan itu, Ical sempat memberi pengantar pertemuan dengan menyatakan bahwa saat ini perekonomian Indonesia sudah lebih baik, bahkan jika dibanding sebelum terjadi krisis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata saat ini, kata Ical, sudah melebihi 6 persen.

"Tahun depan kita targetkan bisa tumbuh 7 persen," ujar Ical. Angka 7 persen ini, menurut dia, tergolong lumayan bagus untuk negara besar seperti Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang baik, dinilainya akan memberi pengaruh yang sangat positif bagi pertumbuhan demokrasi dan kedaulatan Indonesia. (A-78/A-147)***




sumber: Harian Pikiran Rakyat, Selasa, 22/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...