Sabtu, 12 Mei 2012

Petani di Padaherang tak Bisa Tanam Padi


CIAMIS,(PRLM).- Sekitar 125 hekare areal persawahan di Desa Peledah, Maruyungsari dan sekitarnya, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis, sejak tiga tahun terkahir ini tidak bisa ditanami padi.
Kondisi tersebut disebabkan secara geografis letaknya lebih rendah dibandingkan dengan permukaan Sungai Ciseel dan Cilisung yang menjadi sumber pengarian utama wilayah tersebut.

Kondisi tersebut menyebabkan petani kesulitan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan. Apalagi, selama ini warga mengandalkan sumber penghidupannya dari bertani.
Dalam kondisi seperti itu, berbagai upaya dilakukan sekadar untuk meningkatkan kesejahteraan. Di antaranya mulai merintis usaha bidang peternakan serta menanam kakao.
''Sudah tiga tahun terakhir ini petani di sini tidak lagi bisa menanam padi. Beberapa kali petani mengolah sawah, tetapi ketika baru beberapa hari ditanami, air kembali naik sehingga tanaman puso. Jika keadaan terus seperti ini, terus terang kami juga tidak tahu harus bagaimana,'' ungkap Kepala Desa Paledah, Sano,
Dia mengungkapkan hal tersebut di sela mengikuti kunjungan Ketua Komisi II DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa di Kelompok Tani Banyumetu Sejahtera, Desa Pledah, Kecamatan Padaherang, Jumat (11/5).
Sejak tiga tahun ini, tambah Sano, areal persawahan tersebut lebih banyak terendam banjir, sedangkan sawah yang lokasinya lebih tinggi, masih bisa ditanami padi.
''Biasanya pada saat musim kemaru, justru sawah di sini bisa panen.Rarat-rata dalam setahun petani melakukan tanam sebanyak empat hingga lima kali tanam padi, akan tetapi bisa satu kali panen saja sudah lumayan. Biasanya ketika ada kesempatan menanam, langsung mengolah sawah, hanya saja kadang kembali terendam banjir ,'' tuturnya.
Sano yang didampingi Ketua Kelopok Tani Banyumetu Sejahtera (BMS) Warino, menambahkan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut, pernah pengerukan Sungai Ciseel.
Akan tetapi, pengerukan tersebut tidak banyak hasilnya, karena letak sawah relatif lebih rendah dibandingkan permukaan air sungai, sehingga air tetap masuk ke dalam sawah.
''Areal persawahan di Pledah juga menjadi tempat penampungan air bagi persawahan dari Desa Maruyungsari dan sekitarnya. Salah satu cara yang masih mungkin bisa dilaksanakan adalah dengan membuat tanggul atau membuat saluran pembuangan air langsung ke Citanduy,'' jelasnya.
Berawal dari kondisi tersebut, Warino menambahkan warga bersama dengan kelompok tani menggagas pemikiran bersama meningkatkan kesejehtaraan masyarakat. Upaya yang dilakukannya adalah mengembangkan peternakan sapi dan domba, termasuk menggalakkan penanaman kakao.(A-101/A-89)***




sumber: Harian Pikiran Rakyat, Jumat, 11/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...