Senin, 04 Juni 2012

BI Terbitkan Instrumen untuk Stabilisasi Rupiah


JAKARTA, (PRLM).- Bank Indonesia akan menerbitkan ‘term deposit’ sebagai sebuah instrumen moneter dalam bentuk valas untuk menarik kelebihan dana valas di perbankan sehingga bisa menstabilkan nilai tukar rupiah yang belakangan terus melemah.

"Dengan adanya ‘term deposit’ valas, maka diharapkan bank-bank akan menempatkannya di BI, sehingga dapat menambah pasokan valas yang ada di cadangan devisa Bank Indonesia. Ini tidak akan menjadi bagian cadangan devisa, tetapi bisa digunakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Ini upaya BI untuk melengkapi kemampuan operasi moneternya dalam mengendalikan rupiah," kata Darmin di Jakarta, Kamis (31/5/12).


Menurutnya, pihaknya akan mengeluarkan kebijakan ‘term deposit’ dalam dua minggu ke depan. Kebijakan ini sejalan dengan program Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mewajibkan eksportir memasukkan dana hasil ekspornya ke perbankan dalam negeri yang mulai berlaku untuk pencatatan ekspor mulai 1 Januari 2012 dan wajib dilaporkan pada 1 Juni mendatang.

"Dana valas hasil ekspor itu, belakangan sudah mulai masuk ke perbankan Indonesia namun, karena tidak ada kewajiban untuk menyimpannya di perbankan dalam negeri, dana valas itu oleh bank dimasukkan dalam pasar uang antar bank yang berada di luar negeri, sehingga mengakibatkan ketersediaan valas di dalam negeri menjadi berkurang," jelasnya.

Sebelumnya, Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 29 Mei 2012 memutuskan kebijakan untuk pendalaman pasar keuangan dan penguatan manajemen moneter.

Arah kebijakan ini ditempuh guna merespons dan mengantisipasi berbagai dinamika pasar keuangan, baik yang berasal dari domestik maupun global. Dengan langkah kebijakan yang diambil diharapkan akan mendukung kesinambungan stabilitas makro ekonomi dan memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.

Menurut Dewan Gubernur, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang sehingga dikeluarkan kebijakan untuk pendalaman pasar keuangan dan penguatan manajemen moneter.

Pertama, di tengah meningkatnya instabilitas pasar keuangan global, perekonomian Indonesia mampu mencatat berbagai pencapaian positif. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2012 mencapai 6,3 persen, sementara tingkat inflasi tetap terkendali dan pada April 2012 mencapai 4,5 persen.

Kedua, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga ditandai dengan semakin baiknya kemampuan perbankan dalam menyerap risiko instabilitas, dengan tetap dapat menjalankan fungsi intermediasinya.

Meskipun demikian, dinamika perekonomian dewasa ini dan ke depan diperkirakan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Dari sisi eksternal, tantangan terutama masih berkaitan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian penyelesaian krisis Eropa sehingga masih berpotensi memicu instabilitas di pasar keuangan domestik.

Secara domestik, tantangan pokok menyangkut rendahnya kedalaman pasar keuangan domestik. Kondisi ini tercermin dari tipisnya volume transaksi dan masih terbatasnya ketersediaan instrumen pasar termasuk untuk lindung nilai (forex hedging).

Dewan Gubernur juga memaparkan, dengan kedalaman pasar yang rendah maka perekonomian nasional kurang optimal memanfaatkan arus devisa masuk, termasuk yang bersumber dari hasil devisa ekspor (DHE) maupun dari investasi portofolio.

Arus devisa masuk tersebut sebagian kembali mengalir keluar berupa penempatan devisa di pasar uang luar negeri.

Untuk itu, dalam rangka merespons sekaligus mengantisipasi berbagai tantangan di atas, Bank Indonesia memandang perlunya percepatan pendalaman pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia akan menerbitkan ‘term deposit’ yaitu instrumen penempatan devisa oleh perbankan domestik di Bank Indonesia. Term deposit dapat menjadi outlet penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa, termasuk yang berasal dari hasil eskpor.

Bank Indonesia akan mengelola devisa tersebut melalui berbagai transaksi devisa untuk mendorong pendalaman pasar, sekaligus sebagai instrumen moneter. Dalam hal ini bank domestik dapat menempatkan devisa pada Bank Indonesia dengan berbagai tenor yang disesuaikan kondisi pasar.

Fitur lainnya dari instrumen ini antara lain imbalan yang kompetitif, dimungkinkannya early redemption, serta tidak diperhitungkan dalam ATMR dan ketentuan Posisi Devisa Neto. (kominfo/A-108)***



Ulasan Membuka Akun AGEA





sumber: Harian Pikiran Rakyat, Kamis, 31/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...