Senin, 21 Mei 2012

40% Koperasi Tidak Beraktivitas


BANDUNG, (PRLM).-Citra koperasi di Indonesia semakin tergerus. Saat ini sudah banyak koperasi mati karena tidak mampu bersaing dan ditinggal anggotanya. Dari 188.000 koperasi yang ada di Indonesia, sebanyak 30%-40% diantaranya sudah tidak memiliki aktivitas.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sujatmoko, pada
Rapat Regional Dekopinwil/Dekopinda Indonesia Bagian Barat, di Bandung, Sabtu (19/5) malam. Hadir pada kesempatan itu seluruh Dekopinwil/da se-Sumatera, DKI, Banten dan Jabar. Dari Dekopinwil Jabar hadir sang ketua, Wans Ibrahim.

Sayangnya, menurut Agung, saat ini tidak belum ada data tentang riil koperasi. Data yang ada adalah milik pemerintah daerah. Ia menghimbau agar gerakan koperasi, dalam hal ini Dekopinwil/da harus memiliki data riil koperasi.

"Harapan kita, data Dekopinwil/da adalah benar-benar hasil verifikasi mereka dilapangan," katanya.

Agung menilai, pendataan ini sangat penting, terutama untuk kepentingan pembinaan terhadap anggota Dekopin. Ia menilai, koperasi tidak bisa bersaing disebabkan masih dihadapkan berbagai persoalan, mulai dari organisasi, keanggotaan, kelembagaan, kelemahan SDM, modal dan usaha.

"Kami berkeyakinan, kalau data kita valid, pembinaan akan lebih mudah dan tepat sasaran. Dekopin ingin koperasi jadi besar dan menjadi soko guru perekonomian nasional yang riil. Tidak hanya sekadar wacana. Tahun 2012 dunia internasonal mencanangkan sebagai Tahun Koperasi dunia, ini harus jadi momentum bagi koperasi Indonesia untuk maju," tuturnya.

Dekopin, lanjutnya, berharap tahun ini menjadi tahun konsolidasi bagi gerakan koperasi. "Kita akan bangun solidaritas gerakan koperasi untuk mewujudkan gerakan koperasi di Indonesia yang mandiri dan maju," ujar Agung.

Ketua panitia Abdul Wahab, kegiatan Rapat Dekopinwil/da tersebut digelar dalam rangka meminta masukan dari dekopinwil/da di Indonesia Bagian Barat. Kegiatan tersebut juga digelar sebagai ajang pemantapan anggota sekaligus mendata anggota. Menurut dia, saat ini data riil anggota Dekopin yakni 23.000 koperasi.

"Dekopinwil/da kalau ditanya data anggota pasti yang disodor data pemprov atau pemkab/kota. Kami ingin benar-benar data riil anggota mereka. Catatan kami bahkan ada dekopinwil yang tidak pernah mendata anggota seperti Riau, Jambi, Kaltim, Sulut dan Papua," katanya.

Sementara Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Jabar, Wawan Hernawan pada kesempatan ini mengatakan, yang dibutuhkan koperasi adalah kebijakan yang berpihak terhadap koperasi. Ia menilai, banyak kebijakan pemerintah yang kurang sejalan dan tidak mendukung terhadap kemajuan koperasi.

"Saya lihat, banyak pejabat pemerintah yang kurang paham tentang koperasi dan UMKM. Akibatnya, kebijakan yang dibuat terkadang tidak selaras dengan yang dibutuhkan KUMKM. Contoh, kementerian KUKM sibuk membuat ‎​​‎​loogo baru Dekopin, karena dinilai loogo sebelumnya cenderung mengarah ke satu partai. Saya sangat tidak setuju perubahan logo koperasi karena logo tersebut memiliki makna yg dalam. Idealnya pemerintah memikir kebijakan yang bagus buat koperasi. Jangan bikin kebijakan yang aneh-aneh", katanya.

Selain itu, salah satu upaya untuk mendukung koperasi dan UMKM yakni dengan gerakan mencintai produk KUMKM. Wawan mengatakan, pihaknya tak bosan-bosan mengkampanyekan gerakan ini.

"Menggunakan produk KUMKM berarti menyelamatkan hidup pelaku KUMKM. Saat ini banyak produk Cina atau negara asing lainnya, kita himbau masyarakat untuk membeli produk KUMKM," jelasnya. (A-150/A-89)***




sumber: Harian Pikiran Rakyat, Minggu, 20/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...