Rabu, 30 Mei 2012

Atasi Kelangkaan, Lakukan Operasi Pasar Elpiji 3 Kg


BANDUNG, (PRLM).- Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di Jawa Barat (Jabar), Pertamina harus segera melakukan operasi pasar.

Pasalnya, saat ini masyarakat sudah semakin resah. Bukan hanya karena pasokan yang tidak mencukupi permintaan, tapi juga harga eceran yang di beberapa titik melambung tinggi.


Demikian diungkapkan Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi, di Bandung, Senin (28/5). Seperti diberitakan “PRLM” sebelumnya, saat ini harga elpiji 3 kg di Jabar bervariasi, mulai dari Rp 15.000-Rp 20.000 per tabung. Kondisi itu sudah terjadi beberapa pekan terakhir.

“Pertamina harus segera mengambil tindakan. Misalnya saja dengan melakukan operasi pasar elpiji 3 kg, seperti yang biasa dilakukan saat harga beras di pasaran melambung tinggi,” katanya.

Terkait kebijakan extra dropping yang dilakukan Pertamina di beberapa titik Jabar sejak satu pekan terakhir, menurut dia, belum terasa dampaknya bagi masyarakat.

Dia menilai, hal itu terjadi karena extra dropping dilakukan ke jaringan distribusi Pertamina, bukan langsung kepada masyarakat.

“Faktanya, saat ini masyarakat di beberapa daerah masih kerap kesulitan memperoleh elpiji 3 kg. Masih banyak ditemui ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat yang harus kembali menenteng tabung elpiji 3 kg kosong sepulangnya dari pengecer,” kata Acuviarta.

Karena itulah, ia menilai, langkah sejenis operasi pasar diperlukan guna mencegah kelangkaan dan meredam harga eceran. Untuk menggelar operasi pasar tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.

Ia menilai, langkah tersebut akan cukup efektif menyelesaikan persoalan elpiji 3 kg sekaligus meradam keresahan di tengah masyarakat.

Langkah konkret, menurut dia, harus segera dilakukan, mengingat kurang dari dua bulan lagi akan memasuki Ramadan, dimana permintaan elpiji 3 kg pasti akan melonjak.

"Setiap Ramadan pasti akan terjadi lonjakan permintaan yang cukup besar, termasuk bahan bakar. Apalagi mendekati Lebaran, dimana aktivitas masyarakat untuk menyambut hari raya semakin tinggi," kata Acuviarta.

Sementara itu, Assistant Manager External Relation Fuel Retail Marketing Region III PT Pertamina (Persero), Susi A. Prasetya, mengatakan, usulan operasi pasar murah elpiji 3 kg harus dikoordinasikan dulu secara internal dan dikaji secara matang. Persoalannya, elpiji 3 kg berbeda dengan komoditas beras.

“Operasi pasar bisa saja dilakukan, tapi harus ada pengajuan terlebih dulu dari pemerintah daerah agar bisa diketahui, berapa banyak kebutuhannya. Kami khawatir, operasi pasar ini justru dimanfaatkan oleh sejumlah spekulan. Padahal, kuota elpiji 3 kg tahun ini terbatas,” tutur Susi.

Untuk mencegah potensi kelangkaan elpiji 3 kg, diungkapkan Susi, Pertamina sudah melakukan extra dropping di sejumlah titik di wilayah Jabar.

Sementara terkait harga eceran tertinggi (HET), menurut dia, itu merupakan kewenangan pemerintah daerah, seperti bupati atau walikota.

“Masing-masing wilayah sudah mengatur berapa HET. Itu di luar domain Pertamina,” katanya.

Seperti diberitakan “PRLM” sebelumnya, untuk kebutuhan extra dropping tersebut Pertamina menyiapkan 504.600 tabung per hari penyaluran. Pada kondisi normal, menurut Susi, alokasi elpiji 3 kg untuk Jabar disiapkan sebanyak 941.501 tabung per hari penyaluran.

Menurut pengakuan Pertamina, extra dropping diantaranya dilakukan di beberapa titik di Kota Bandung, Kab. Bandung Kab. Bandung Barat, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Subang, Indramayu, Tasikmalaya, dan Banjar. (A-150/A-89)***



Ulasan Membuka Akun AGEA





sumber: Harian Pikiran Rakyat, Senin, 28/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...