Senin, 21 Mei 2012

Libur Panjang, Transaksi Diprediksi Rp 100 M


BANDUNG, (PRLM).- Pada masa libur panjang akhir pekan ini perputaran transaksi di Kota Bandung diprediksi mencapai Rp 100 milyar. Perputaran uang dari transaksi belanja, kuliner, dll tersebut diprediksi melonjak hingga dua kali lipat dibandingkan dengan akhir pekan biasa..

Demikian diungkapkan Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi, di
Bandung, Jumat (18/5). Menurut dia, hal itu dimungkinkan terjadi seiring dengan membludaknya wisatawan yang berkunjung ke Bandung pada libur panjang ini, baik yang menginap maupun tidak.

"Kemungkinan perputaran uangnya bisa sampai Rp 20 miliar sampai Rp 25 Miliar per hari," ujar Acuviarta.

Angka tersebut, menurut dia, berdasarkan asumsi bahwa wisatawan yang datang melalui Tol Cipularang mencapai 40.000-50.000 unit kendaraan per hari. Setiap kendaraan diasumsikan diisi sekitar tiga penumpang.

Jika diasumsikan setiap penumpang membelanjakan uangnya sekitar Rp 300.000 per orang, belum termasuk makan dan menginap, ada sedikitnya Rp 15 miliar uang perputaran uang. Itu belum termasuk pengeluaran warga Bandung yang juga memanfaatkan momen libur panjang ini untuk berwisata belanja atau kuliner.

"Kontribusi terbesar kemungkinan datang dari perhotelan dan kuliner. Porsinya bisa sampai 40 persen. Sektor lainnya adalah perdagangan dan jasa," katanya.

Kendati potensi wisata Bandung terbilang besat dan terus menanjak, namun menurut Acuviarta, sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Sejauh ini yang baru dioptimalkan adalah kuliner dan fashion. Sementara potensi industri kecil menengah (IKM) dan sentra-sentranya belum dimanfaatkan secara optimal.

"Seharusnya sektor industri juga disinergikan dengan berbagai potensi yang ada. Contohnya Bali dan Yogyakarta. Di sana berbagai produk IKM, seperti aksesoris, cenderamata, dll, bisa dengan mudah didapatkan, baik di pusat perbelanjaan maupun langsung ke perajinnya. Sementara di Bandung sulit," tuturnya.

Untuk itu, menurut dia, Kota Bandung harus memiliki sebuah etalase komoditas IKM. Dengan demikian, setiap wisatawan yang datang ke Bandung, baik lokal maupun mancanegara bisa langsung diarahkan untuk mendatangi sentra tersebut.

"Keberadaan etalase IKM ini bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Sayangnya, pemerintah terkesan lamban dalam menangkat peluang ini," tuturnya.

Tak sampai pada keberadaan etalase IKM, menurut dia, perbaikan infrastruktur Kota Bandung juga sangat diperlukan. Pasalnya, kemacetan yang kini semakin akrab dengan Kota Bandung sudah mulai dikeluhkan sejumlah wisatawan.

"Pembenahan infrastruktur di Kota Bandung menjadi hal yang harus dilakukan, jika Bandung tidak ingin ditinggalkan wisatawannya. Jika kemacetan semakin akut, bukan tidak mungkin wisatawan jenuh dan memilih kota atau daerah lain," katanya. (A-150/A-26).***




sumber: Harian Pikiran Rakyat, Sabtu, 19/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...