Rabu, 16 Mei 2012

Perajin Tahu Sumedang Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai Impor

SUMEDANG, (PRLM).-Sejumlah perajin tahu sumedang mengeluh akibat kenaikan harga kacang kedelai impor yang berlangsung sejak sebulan lalu. Dengan kenaikan harga tersebut, usaha mereka dirasakan semakin berat.
Menurut H. Iya, keluarga besar “Tahu Sumedang H. Ateng” ketika ditemui di pusat produksinya di Dusun Keboncau RT 03/RW 04, Kel. Cipameungpeuk, Kec. Sumedang Selatan, Selasa (15/5), kenaikan harga kacang kedelai impor mulai terjadi sejak awal April lalu. Bahkan kenaikan harganya, dipengaruhi rencana kenaikan BBM oleh pemerintah 1 April lalu.
“Meski kenaikan BBM-nya ditunda pemerintah, namun harga kacang kedelai sudah naik duluan. Bahkan sampai sekarang, harganya tidak turun lagi sampai kondisi normal,” ujarnya.
Ia menyebutkan, harga kedelai impor naik secara bertahap sejak awal April hingga awal Mei lalu. Dari asalnya Rp 5.500 per kg, melonjak secara bertahap hingga harga kedelai awal Mei mencapai Rp 6.850 per kg.
Namun, dari harga sebesar itu kini turun menjadi Rp 6.650 per kg. Walaupun harganya turun sebesar Rp 200 per kg, namun tetap saja harga kedelai tersebut dinilai memberatkan usaha perajin.
“Tadi pagi, saya baru belanja kedelai impor dari grosir Rp 6.650 per kg atau turun Rp 200 per kg dari harga dua minggu lalu. Walaupun harganya turun, tetap saja harga segitu masih memberatkan para perajin tahu sumedang. Seharusnya, harganya bisa turun sampai kondisi normal Rp 5.500 per kg, seperti sebelum ada rencana kenaikan BBM,” kata H. Iya.
Lebih jauh ia menjelaskan, walaupun harga kedelai impor mengalami kenaikan dari harga normal, namun tidak serta merta harga penjualan tahu ke konsumen dinaikan. Sebab, jika harga tahu sumedang dinaikan, khawatir pembelinya berkurang. Terlebih kenaikan harga tahu sumedang, harus kompak dengan perajin lainnya.
“Untuk menyiasati, apa boleh buat pemotongannya (ukuran-red) yang diperkecil. Kalau tidak, usaha kita akan lumpuh. Apalagi bahan baku tahu sumedang ini sebagian besar memakai kedelai impor Amerika,” katanya.
H. Iya menambahkan, supaya usaha tahu sumedang tetap berjalan normal, ia mengharapkan kepada pemerintah supaya menurunkan lagi harga kedelai impor hingga kondisi normal Rp 5.500 per kg.
“Sebab, kalau harganya masih di atas Rp 5.500 per kg, biaya produksinya tidak akan tertutupi dengan penjualan tahu ke konsumen. Artinya, usaha kita akan tetap repot seperti sekarang ini,” ujar H. Iya. (A-67/A-89)***


sumber: Harian Pikiran Rakyat, Selasa, 15/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...